Salah Satu Rumah Panggung yang ada dalam Desa Wisata Gedung Batin - Way Kanan |
Berawal
dari ajakan Oom Yopie – Admin Akun @KelilingLampung_ dalam pertemuan disela tugas saya memandu
acara di kampus ITERA-lah yang membuat saya akhirnya ikutserta dalam perjalanan
wisata ke kabupaten Way Kanan dan Teluk Kiluan – Tanggamus – Lampung. Ajakan berwisata tentu selalu menggiurkan.
Rugi jika di tolak. Terlebih bersama sosok yang menyenangkan. Tergambarlah suasana perjalanan seru
meski perjalanannya sendiri belum
dimulai.
Sarapan pagi sekaligus moment perkenalan personal - Group menuju Way Kanan |
Selepas
waktu subuh. Oom Yopie menghampiri saya setelah 4 personil lainnya dijemput di
hotel. Mereka adalah Mba Katerin – yang sudah saya kenal sebelumnya dalam
beberapa perjalanan. Lalu ada mba Rosana dari Balikpapan – Kalimantan, Mba Rian
dari Yogyakarta, dan Mba Dian dari Batam. Keempat wanita tersebut telah tiba di
Lampung dan sempat bermalam sebelum akhirnya hari ini akan menjelajak ke Way
Kanan bersama Oom Yopie dan saya.
Sebagai
Informasi – melakukan perjalanan bersama Ibu Ibu itu menyenangkan bagi saya.
Karena saya merasa jadi anak lelaki yang akan dilindungi oleh sosok ibu – ibu hahahha. Kecuali mba Rian yang belum
jadi Ibu Ibu – alias single
berlabel.!!.
Kondisi jalan menuju Way Kanan yang relatif baik dengan lalu lintas lancar. |
Jadilah
pagi itu kami semua men-tasbihkan diri sebagai group yang akan melancong ke kabupaten Way Kanan – salah satu
kabupaten di provinsi Lampung yang letaknya bersebalahan langsung dengan
kawasan Sumatera Selatan. Mengingat waktu tempuh yang cukup jauh, kami
memutuskan untuk sarapan pagi terlebih dahulu di warung nasi uduk depan bandara
Radin Inten II. Ritual sarapan berlangsung
lancar lengkap dengan photo makanan –
yang seolah telah jadi hal wajib bagi pejalan. Lumayan nambahin photo
dalam bertutur di blog kelak, hehehehehe.
Iconic Tower di Blambangan Umpu - Way Kanan. |
Setelah
sarapan, kami bersiap melanjutkan perjalanan. Jarak Bandar Lampung – Way Kanan
yang lebih kurang 167,7 km tersebut tidaklah terlewat begitu saja. Tidaklah
mungkin seorang pejalan apalagi ber-label travel
blogger hanya berdiam diri selama perjalanan. Pembicaraan akrab dan seru
mewarnai perjalanan. Topik obrolan hangat diselingi canda tawa pelepas penat
tentu jadi keseruan tersendiri dalam perjalanan.
MENIKMATI WISATA WAY KANAN
Sekolah yang pernah saya rasakan ketika kecil dulu di Baradatu |
Pukul
10.30 WIB kami tiba di Way Kanan.
Melihat keramaian Baradatu – salah satu kecamatan di Way Kanan seolah
membangkitkan kenangan masa kecil saya.
Saya
pernah mengenyam pendidikan selama kelas 4 di Sekolah Dasar Negeri Tiuh Balak
Pasar – Baradatu, sebelum akhirnya berpindah pindah sekolah kala itu. Saya
sempat meminta pada Oom Yopie – sang pengendali kemudi untuk berhenti sejenak
di sekolah SD yang menjadi bagian sejarah hidup saya tersebut untuk sekedar
mengabadikan beberapa sudut sekolah. Dejavu
pun melanda.
Makan Siang lezat di Way Kanan. Sambalnya Nendang.!! |
Ketika
masuk kawasan Blambangan Umpu – Ibukota kabupaten Way Kanan, Oom Yopie mengajak
kami bertemu rekannya yang kemudian membawa kami menikmati makan siang yang
sungguh lezat dicecap. Seusai makan siang, kami pun sempat beristirahat sejenak
di rumah rekan Oom Yopie – yang memiliki akun facebook Rinto Macho.
Sebenarnya,
Oom Yopie dan bahkan kami semua memiliki agenda untuk dapat beraudiensi dengan
Bupati Way Kanan berkenaan dengan misi kami mendatangi spot wisata menarik di
Way Kanan. Meski rencana audiensi harus
dibatalkan karena jadwal Bupati yang sedang padat hari itu.
Ketika Stasiun Kereta Api jadi spot menarik untuk di kunjungi --- photo narsis jangan lupa.!! |
Perjalanan
dilanjutkan menuju Desa Wisata Gedung Batin yang letaknya berada dalam
kecamatan Baradatu setelah beberapa menit kami diajak “Blambangan Umpu City Tour “ mengabadikan spot photo menarik. Memasuki
kawasan Desa Gedung Batin, saya seolah melihat peradaban asli suku Lampung masa
lampau dengan tata kehidupan dan cara fikir masyarakat yang sudah cukup modern.
….Pengalaman saya berada di Desa Wisata di Gedung Batin akan saya tulis
tersendiri. Karena kesan saya yang begitu dalam terhadap Desa Wisata ini. Termasuk
sensasi bermalam di rumah panggung berusia tua yang ingin rasanya diulang lagi
jika suatu hari kelak kembali ke Way Kanan.
Suasana Sore di 2 rumah yang usianya lebih dari 300 tahun yang ada dalam kawasan Desa Wisata Gedung Batin |
Setelah
menikmati bermalam di Desa Wisata Gedung Batin,
kami bergegas menuju salah satu objek wisata ternama di kabupaten Way
Kanan yang akhir akhir ini tengah mahsyur dikalangan pecinta wisata, yakni Air
Terjun Putri Malu. Sudah tak asing lagi
bahwa Way Kanan adalah kabupaten dengan sebutan 1000 Air Terjun. Bahkan ada sebuah
air terjun yang suasananya mirip dengan air terjun ternama kelas dunia ;
Niagara – tetapi dalam versi Way Kanan.
Bersama 3 ibu ibu muda kece bingit dan 1 single berlebel paling depan |
Perjalanan
ke Air Terjun Putri Malu harus kami tempuh lebih kurang 1 jam dari pusat
keramaian Baradatu kearah Banjit. Tidak terlampau sulit menuju kawasan Air
Terjun Putri Malu meski harus juga dengan perjuangan yang tidak mudah. Tapi bukankah
yang sukar itu selalu berbuah keindahan. Karena sesuatu yang indah itu justru
muncul diakhir dari perjuangan kan?.
… Kisah kunjungan saya dan rombongan menuju Air Terjun Putri Malu akan
saya tulis terpisah. Mengingat banyak hal hal menarik yang harus di jabarkan
secara khusus.
Hidangan Lezat, Suasana memikat - persembahan Selebriti Cafe - Bandar Lampung. |
JELAJAH KEINDAHAN TELUK KILUAN
Seusai
menikmati Air Terjun Putri Malu, saya
dan rombongan bergegas kembali ke Bandar Lampung. Perjalanan pulangpun lancar,
sebelum akhirnya sajian lezat di Selebriti Café menjadi sajian makan malam sekaligus
menjadi penghilang lelah setelah menempuh 5 jam perjalanan dari kabupaten Way
Kanan ke Ibukota provinsi Lampung – Bandar
Lampung. Saya memutuskan untuk kembali ke rumah dulu mengingat berganti
perlengkapan jelang jelajah Teluk Kiluan.
Group semakin ramai - bersiap menuju Teluk Kiluan |
Seolah
tak ada lelah untuk berwisata, Perjalanan mengandung wisata bagai menjadi hasrat dan kegembiraan tersendiri.
Benar
saja. keesokan paginya saya beserta rombongan yang sebelumnya ke Way Kanan
menjemput rekan rekan trip ke Teluk Kiluan di Bandara. Sebelum akhirnya kami
yang telah berjumlah 17 orang dengan 3 mobil melajukan semangat menuju Teluk
Kiluan. Suasana kebersamaan seketika tercipta.
Sebelum
menuju Teluk Kiluan aktivitas diawali dengan kunjungan ke Taman Kupu Kupu Gita
Persada dan makan siang bersama di Pindang IKA sebelum akhirnya jelajah Gigi
Hiu – Kelumbayan dan dilanjutkan dengan
bermalam di cottage dalam area Teluk
Kiluan.
bersama mereka - sosok yang baru saya kenal tetapi selalu menghadirkan kebahagiaan. |
Dua
hari bersama sosok sosok pejalan sejati sungguh merupakan kebahagiaan
tersendiri bagi saya. Yang paling utama, saya mendapat kenalan baru, pribadi
pribadi menarik dengan beragam latar belakang profesi yang mereka geluti hingga
saya mendapat inspirasi akan ketekunan dan ketangguhan mereka sebagai jiwa
pejalan wisata dan penulis blog yang
aktif. Meski tidak semua dari 17 orang
yang terlibat – yang terdiri dari ragam usia tersebut saya kenal akrab, mengingat
waktu pertemuan yang cukup singkat ditambah ada beberapa pribadi yang cenderung
diam dan tertutup sehingga sulit untuk cepat melebur dalam group selain ada
yang sedang jaga image. Oops.!.
Selalu ada keindahan dibalik upaya terjal. - menuju Gigi Hiu. |
Bagi saya,
apapun bentuk dari Traveling itu
adalah sebuah perayaan.
Perayaan
diri sendiri dari waktu luang yang memang harus dinikmati. Menikmati waktu dan
lingkungan yang dijajaki dalam perjalanan. Menikmati menjadi diri sendiri yang
belum tentu dapat terjadi dalam aktivitas rutin atau kala bertugas jadi pekerja.
Menikmati kondisi yang didapati, apapun kondisinya. Termasuk soal signal yang tak leluasa
dijangkau hingga berdampak pada terhambat mem-posting photo di media sosial.
Selain
itu, Traveling – dalam perspektif
saya adalah pembelajaran. Karena setiap perjalanan harus memiliki nilai yang
dapat menambah kematangan personal. Tidaklah
indah sebuah nilai perjalanan jika sebagian besar waktu hanya dihabiskan
bersama gedged tanpa ada interaksi
dengan rekan pejalan lainnya yang tergabung dalam team trip. Karena pembelajaran hanya diperoleh dari bentuk
interaksi. Dan interaski yang laping mudah adalah dengan setiap macam pribadi. Karena
sesungguhnya, setiap pribadi itu unik dan memiliki keunggulan. Tentu seorang
pejalan sejati mampu menghargai kondisi dan rekan pejalan lainnya
dalam group kecuali jika jalan sendiri.
Mari
berwisata. Nikmati hidup dengan mendatangi langsung karya Tuhan berupa keindahan alam yang memamg harus
dinikmati.
Wohaaàa cepetnyo postingan ini. Makasih ya Om Indra. Seru kemarin. See you next time!
BalasHapusBtw, aku termasuk salah satu yang pendiam. Hahaha :p
yeeeyy...blogger kece comment di Blog aku...yess tentu kita akan bertemu lagi....keep in touch yaaahhhhh
Hapus4 hari yang luar biasa!
BalasHapusBeruntung sekali saya melihat pesona Lampung bersama sosok riang penuh canda seperti mas Indra. Perjalanan seru yg butuh tenaga ekstra seperti ke Gigi Hiu dan Arter Puteri Malu jadi terasa
ringan dan mudah.
Thanks mas Indra sudah menuliskan cerita kita. Saya terharu lho bacanya.
saya sungguh beruntung kenal dengan mba Khaterin dan semua rekan rekan yang saya temui di 4 hari tersebut ...aaahhhh kayaknya susah move on dengan kisah kisah 'gila' yang terjadi antara kita selama 4 hari...
HapusHuaaaa.. ceritanya udah tayang! Baca tulisan ini jadi senyum-senyum sendiri inget kejadian selama 4 hari kemaren.. apalagi yang trip Way Kanan.. hahahaha..
BalasHapusSeneng bisa kenal dan jalan bareng kalian semua :)
yess.. aku bangga mengenal kalian..bertambah teman blogger ku yang sama gila nya hahahahah
HapusWaah itu rumah-rumah tuanya instagamable banget. Hahaha. Jadi inget rumah2 di pelosok sumsel bang.
BalasHapusyesss brother Yayaann.... selalu suka dengan heritage ... semoga masih terus ada...
HapusWedeeww.. Asyik tulisanny om @duniaindra, bahasany tulisnny santai & yg penting informatif, jd penasrn ma tulisn ttg desa Gedung Batin :).. Cheebokk..
BalasHapushehehehheheh salam cheboooxxxx..
Hapushttp://www.duniaindra.com/2016/08/menikmati-kesahajaan-kampung-wisata.html
Suka banget dengan kata2 ini: "Menikmati menjadi diri sendiri yang belum tentu dapat terjadi dalam aktivitas rutin atau kala bertugas jadi pekerja. Menikmati kondisi yang didapati, apapun kondisinya. Termasuk soal signal yang tak leluasa dijangkau hingga berdampak pada terhambat mem-posting photo di media sosial."
BalasHapusyess Oom..its truee..thanks yaa Oom menyertakan aku selama 4 hari lalu.... jangan kapok yaaa oom...
HapusWuah udah tayang aja. Seneng rasanya ketemu dan kenal teman-teman baru. Paling geli mengingat perjalanan kita di Way Kanan, semua hal bisa jadi bahan tertawa lepas dari heli hingga postingan. Miss u
BalasHapusyesss...sampe skrg pun aku sering ketawa ketawa sendiri kalo inget trip ke way kanan yang super chebookk...CUCUK....Horny..!!, HeLi..Guk Guk GUk..!!! hahahahhahahahahahahhahah...KENTUT.!!!
Hapus